urbanvibe.id – Pangkalan udara Al Udeid di Qatar, baru-baru ini diserang oleh Iran, ternyata telah dikosongkan sebelum serangan diluncurkan. Serangan ini merupakan balasan terhadap pengeboman yang dilakukan oleh AS terhadap fasilitas nuklir Iran.
Iran meluncurkan serangan dengan sekitar selusin rudal balistik pada Senin malam, namun tidak ada korban yang dilaporkan. Serangan ini menyoroti pentingnya pangkalan bagi militer AS serta isu ketegangan yang terus meningkat di kawasan Timur Tengah.
Rincian Serangan dan Evakuasi
Citra satelit yang diambil pada 5 dan 19 Juni menunjukkan bahwa puluhan pesawat militer telah menghilang dari landasan di Al Udeid. Sebelum serangan Iran, pesawat-pesawat tersebut telah diterbangkan keluar dari pangkalan.
Pejabat AS dan Irak mengonfirmasi bahwa Iran memberikan pemberitahuan sebelum meluncurkan serangan rudal tersebut. Dengan sebagian besar pesawat militer tidak berada di lokasi, upaya balasan dari AS menjadi tidak efektif.
Sistem pertahanan, termasuk baterai rudal Patriot di pangkalan, mampu menangkis sebagian besar serangan tersebut. Namun, hanya satu proyektil yang berhasil menembus pertahanan di Al Udeid.
Signifikansi Pangkalan Al Udeid
Pangkalan udara Al Udeid memiliki peran vital bagi militer AS di Timur Tengah. Terletak sekitar 32 kilometer dari Doha, pangkalan ini adalah fasilitas militer terbesar yang dimiliki AS di kawasan tersebut.
Sebagai markas bagi Komando Pusat AS, Al Udeid mengawasi seluruh aktivitas militer di Timur Tengah dan dilengkapi fasilitas logistik yang penting untuk operasi militer.
Sejak tahun 2003, Qatar telah berinvestasi sekitar US$ 8 juta untuk pengembangan pangkalan tersebut, yang menegaskan komitmen negara itu terhadap keamanan regional serta kemitraan dengan AS.
Dampak Ketegangan di Kawasan
Serangan ini memperburuk ketegangan yang sudah ada antara Iran dan AS. Ketegangan semakin meningkat sejak akhir pekan lalu akibat pengeboman terhadap fasilitas nuklir Iran yang dilakukan oleh AS.
Dengan ribuan tentara AS bertugas di pangkalan, Al Udeid juga berfungsi sebagai pusat komando bagi operasi di Afghanistan, Irak, dan Suriah.
Keamanan di pangkalan serta pergerakan pasukan menjadi perhatian utama di tengah ancaman dari Iran yang berpotensi membahayakan stabilitas kawasan.