urbanvibe.id – Fenomena belanja yang menurun di tengah ramainya pusat perbelanjaan menjadi sorotan penting. Istilah ‘Rojali’ dan ‘Rohana’ kini banyak digunakan untuk menggambarkan masyarakat yang mengunjungi pusat perbelanjaan tanpa melakukan pembelian.
Badan Pusat Statistik (BPS) mengindikasi bahwa kondisi ini mencerminkan tekanan ekonomi yang semakin meluas, terutama di kalangan kelas menengah. Penurunan daya beli ini tidak hanya melanda masyarakat miskin, tetapi juga mulai menggerogoti kalangan rentan dan menengah.
Fenomena Rojali dan Rohana: Makna di Balik Istilah
Istilah ‘Rojali’ (Rombongan Jarang Beli) merujuk pada fenomena masyarakat yang mengunjungi pusat perbelanjaan namun tidak melakukan pembelian. Sementara itu, ‘Rohana’ (Rombongan Hanya Nanya) menggambarkan mereka yang hanya bertanya tanpa niat berbelanja.
Keduanya menjadi simbol dari gejala yang lebih luas terkait penurunan daya beli di kalangan masyarakat kalangan menengah. Menurut Deputi Bidang Statistik Sosial BPS, Ateng Hartono, fenomena ini mencerminkan perlambatan yang dialami oleh segmen masyarakat yang biasa aktif dalam perekonomian.
Data Faktual di Balik Penurunan Konsumsi
Data dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret 2025 menunjukkan penurunan yang signifikan dalam konsumsi rumah tangga. Penurunan ini tidak hanya terjadi pada masyarakat miskin, tetapi juga menjangkau kalangan rentan hingga menengah.
Penurunan konsumsi ini menandakan bahwa masalah daya beli bukanlah hal sementara, melainkan bersifat struktural. BPS menyatakan bahwa penurunan daya beli ini juga berpotensi menekan pertumbuhan ekonomi secara menyeluruh.
Rekomendasi untuk Pemerintah
BPS menyarankan agar pemerintah memberi perhatian lebih pada ketahanan konsumsi rumah tangga, khususnya kelas menengah ke bawah. Penanganan yang lebih menyeluruh dibutuhkan untuk menghindari dampak negatif yang lebih luas terhadap sektor riil dan stabilitas ekonomi.
Ketahanan ekonomi yang inklusif sangat penting untuk memastikan bahwa penurunan daya beli tidak berimbas pada peningkatan angka pengangguran dan ketidakstabilan ekonomi secara keseluruhan.