urbanvibe.id – Tim pemadam kebakaran Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, baru-baru ini mengalami situasi yang tak terduga saat menerima laporan tentang ular di dalam rumah. Ternyata, laporan tersebut hanyalah modus penipuan dari seorang penelepon yang mengaku tertekan dan minta bantuan untuk menagih utang.
Peristiwa menarik ini berlangsung pada Sabtu (5/7) dan menggarisbawahi betapa kreatifnya sejumlah individu dalam memanfaatkan situasi untuk kepentingan pribadi. Si pelapor tidak hanya menggugah kepanikan, tetapi juga menjebak petugas untuk terlibat dalam urusan yang tidak ada hubungannya dengan tugas mereka.
Laporan Palsu dan Tindakan Di Tempat
Petugas damkar Kabupaten Bekasi, Adi Nugroho, mengungkapkan bahwa laporan tersebut menuntut tindakan cepat dari tim. “Si pelapor ini yang nomor telepon ini, pas kita konfirmasi dari petugas awal, bilang ‘cepet pak ularnya gede ini dalam septic tank, kita takut,” ungkap Adi.
Setelah memperoleh alamat dari pelapor, tim damkar segera meluncur ke lokasi dengan harapan untuk menangani situasi berbahaya tersebut. Mereka bergegas karena persetujuan pelapor dengan rasa takut yang tinggi terkait ular yang dituduh berada di dalam rumah.
Kejutan di Lokasi
Namun, saat petugas tiba di lokasi, pemilik rumah justru mengkonfirmasi bahwa ia tidak pernah membuat laporan tersebut. Situasi ini membuat tim damkar merasa curiga dan lansung mencari si pelapor melalui telepon.
Dalam pembicaraan itu, pelapor meminta agar petugas menyerahkan telepon kepada pemilik rumah, yang justru memperburuk ketegangan. “Akhirnya sama anggota saya yang satu lagi dipancing, diambil telpon udah, saya aja dia ngaku jadi pemilik rumah,” jelas Adi mengenai situasi tersebut.
Penelepon yang Tidak Bertanggung Jawab
Tak berselang lama, si penelepon mulai melontarkan kata-kata kasar, menuding pemilik rumah sebagai orang yang berutang. Pelapor itu bahkan mengejutkan petugas dengan ucapan, ‘bayar hutang lu.’
Adi menyadari bahwa situasi ini merupakan tindakan dari seorang debt collector atau penagih utang. “Akhirnya kita sadar tuh, ini DC (debt collector) pinjol,” ujarnya dengan nada penuh kekecewaan.
Setelah kejadian itu, Adi mencoba untuk kembali menghubungi si penelepon, tetapi ia diabaikan. “Di Mako saya telepon lagi dengan nomor telpon tersebut, pertama enggak diangkat, kedua diangkat, saya bilang ‘pak izin saya dari pemadam kebakaran,’ dia cuman bilang ‘ya udah kan, ya udah kan’ terus langsung dimatiin,” kenangnya tentang penyalahgunaan informasi yang terjadi.