Keluarga Juliana Marins Tempuh Jalur Hukum Jika Ada Kelalaian dalam Penanganan Jenazah

Keluarga Juliana Marins Tempuh Jalur Hukum Jika Ada Kelalaian dalam Penanganan Jenazah

urbanvibe.id – Keluarga Juliana Marins menegaskan akan mengambil langkah hukum di Indonesia jika hasil autopsi ulang menunjukkan adanya kelalaian dalam penanganan jenazahnya. Mereka tidak puas dengan hasil autopsi awal yang dilakukan di tanah air dan mencurigai adanya kelalaian saat penyelamatan setelah Marins terjatuh di Gunung Rinjani.

Saat ini, keluarga Marins telah menggandeng Kantor Pembela Umum (DPU) Brasil untuk mengajukan permohonan autopsi ulang atas jenazahnya yang telah tiba di Brasil. Permohonan tersebut diteruskan ke Pengadilan Federal sebagai bagian dari proses mendapatkan izin resmi untuk melaksanakan autopsi ulang.

Proses Autopsi Ulang di Brasil

Keluarga Juliana Marins telah mengambil langkah untuk menggandeng DPU di Brasil demi mengajukan autopsi ulang atas jasad Marins. Autopsi ulang ini dijadwalkan berlangsung pada Rabu (2/7) di Institut Medis Hukum Afrânio Peixoto setelah pengajuan permohonan resmi ke Pengadilan Federal.

Jenasah Marins, yang sempat berada di Indonesia sejak kecelakaan pada 21 Juni, kini sudah sampai di Brasil. Proses hukum ini diharapkan dapat memberikan kejelasan lebih lanjut mengenai kondisi dan penyebab kematiannya.

Sikap Keluarga dan Pengacara

Taísa Bittencourt, pengacara keluarga, menyatakan bahwa hasil autopsi ulang sangat penting untuk menjelaskan fakta-fakta yang mungkin terlewat pada pemeriksaan sebelumnya. “Sertifikat kematian yang dikeluarkan Kedutaan Besar Brasil di Jakarta berdasarkan autopsi yang dilakukan pihak berwenang Indonesia, tetapi tak memberi informasi konklusif soal waktu kematian yang tepat,” tulis DPU dalam catatan yang dikutip oleh media Brasil, O Globo.

Keluarga menuturkan bahwa informasi yang tidak memadai dari otoritas Indonesia membuat mereka merasa perlu mencari kejelasan melalui proses hukum.

Kronologi Kematian Juliana Marins

Kecelakaan yang menimpa Juliana Marins terjadi pada tanggal 21 Juni saat ia mendaki Gunung Rinjani. Tim SAR menemukan jasadnya pada 23 Juni, dua hari setelah kecelakaan tersebut.

BACA JUGA:  Ruud van Nistelrooy Resmi Berpisah dengan Leicester City Setelah Degradasi

Dokter spesialis forensik menyimpulkan dari hasil autopsi yang dilakukan di Indonesia bahwa Marins meninggal sekitar 20 menit setelah jatuh akibat benturan keras, bukan karena hipotermia seperti yang sempat diperkirakan sebelumnya.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *