urbanvibe.id – Sebuah insiden menghebohkan terjadi di Kecamatan Kerek, Tuban, setelah seorang pria berinisial AR diperiksa oleh aparat terkait unggahan foto dua anak memberi hormat kepada bendera One Piece. Kejadian ini dipicu oleh laporan salah satu warga yang melapor ke Koramil setempat.
Aparat gabungan dari Koramil, Polsek, dan Satpol PP segera turun tangan, meskipun bendera dan foto tersebut sudah berhasil dihapus dari ponsel AR sebelum kedatangan petugas.
Awal Mula Kejadian
Pria berusia sekitar tiga puluh tahun ini tidak mengira keisengannya berujung pada tindakan aparat. Setelah seorang warga melaporkan unggahan tersebut ke Koramil, petugas langsung bergerak untuk menyelidiki.
Dalam laporan, disebutkan bahwa bendera One Piece yang diunggah AR berukuran 40×50 cm dan dikibarkan di tiang setinggi dua meter di samping rumahnya. Tindakan ini memicu perhatian dari masyarakat yang dinilai tidak biasa dan bisa menimbulkan kontroversi.
Mendapat laporan dari warga, aparat pun segera menuju lokasi untuk melakukan klarifikasi atas unggahan yang dianggap mencolok tersebut.
Tindak Lanjut dari Aparat
Setibanya di lokasi, petugas melakukan tanya jawab dengan AR untuk mencari tahu maksud dari foto yang diunggah. Sebagai langkah pencegahan, bendera yang sebelumnya dibeli AR secara online juga diamankan.
Kapolsek Kerek, Iptu Kastur, menyampaikan penjelasan mengenai langkah yang diambil, “Iya, itu awalnya informasi adanya foto status WA yang dibuat pelaku, diketahui oleh warga lalu informasi itu disampaikan kepada pihak Koramil.”
Tindakan ini diambil untuk memastikan tidak ada konsekuensi lebih lanjut dari unggahan tersebut, serta untuk menjaga kondusivitas di masyarakat.
Edukasi dan Penjelasan
Dalam pertemuan tersebut, selain melakukan klarifikasi, petugas juga memberikan edukasi kepada AR dan orang tuanya tentang pentingnya menjaga konten yang diunggah ke media sosial. Kastur menegaskan bahwa foto tersebut telah dihapus dari ponselnya.
Bendera yang sempat menjadi perbincangan kini telah diamankan di kantor Satpol PP untuk langkah lebih lanjut. Kastur menambahkan, “Jadi kemarin tiga pilar ini datang ke rumah pelaku ada juga orang tuanya juga memberi edukasi kepada pelaku agar tidak ikut ikutan sesuatu yang tidak benar.”
Langkah edukasi ini diharapkan mampu menghindari kesalahpahaman di kemudian hari, serta menumbuhkan kesadaran akan pentingnya menjaga konten yang dapat memicu kontroversi di media sosial.