urbanvibe.id – Indonesia memiliki rencana untuk mengimpor berbagai komoditas energi dari Amerika Serikat, termasuk bahan bakar minyak, liquefied petroleum gas, dan minyak mentah. Kesepakatan ini merupakan hasil dari negosiasi tarif antara dua negara tersebut.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan bahwa nilai transaksi impor energi ini diperkirakan mencapai antara US$ 10 miliar hingga US$ 15 miliar, yang diharapkan dapat mendukung kebutuhan energi nasional Indonesia.
Tiga Komoditas Energi dari AS
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menjelaskan bahwa komoditas yang akan diimpor dari AS meliputi LPG, minyak mentah, dan BBM. Ia menegaskan bahwa Indonesia telah melakukan impor BBM dari AS sejak lama.
“LPG, crude, BBM. Memang selama ini kan kita impor BBM. (Dari AS?) Iya, iya. Kan ada tiga item, dan saya sudah sampaikan berkali-kali ya,” ungkap Bahlil di kantor Kementerian ESDM.
Lebih lanjut, Bahlil juga menjelaskan bahwa langkah-langkah untuk menindaklanjuti kesepakatan ini akan dilakukan bersama PT Pertamina (Persero). Target transaksi impor diperkirakan akan mencapai sekitar US$ 10 miliar hingga US$ 15 miliar.
“Proposal Indonesia kepada Amerika yang akan membeli kurang lebih sekitar US$ 10 miliar sampai US$ 15 miliar. LPG, kemudian BBM, dan Crude. Nah, dengan proses deal negosiasi ini, kami dari ESDM sudah harus melakukan langkah-langkah dalam rangka menindaklanjuti,” jelasnya.
Kerjasama Pertamina dan Mitra AS
Vice President Corporate Communication Pertamina, Fadjar Djoko Santoso, menyatakan bahwa Pertamina siap untuk melakukan impor minyak mentah dan LPG dari AS. Ia menjelaskan bahwa perusahaan telah menandatangani nota kesepahaman dengan beberapa mitra di AS terkait penyediaan minyak mentah.
“Pertamina sendiri, memang kita sudah melakukan kerjasama MOU, bersifat MOU, dengan beberapa mitra kami di Amerika Serikat. Yang baru MOU itu baru optimalisasi untuk kerjasama pengadaan minyak mentah,” ungkap Fadjar di Jakarta.
Fadjar juga menjelaskan bahwa Pertamina sedang mempertimbangkan peningkatan impor LPG dari AS, dan saat ini 57% dari total impor LPG Indonesia berasal dari negara tersebut. Perusahaan berencana untuk meningkatkan porsi ini menjadi 60%.
“LPG sampai per tahun 2024 kita sudah. Porsi impor LPG dari Amerika Serikat kita sudah cukup besar ya, 57%, dan memang ada penjajakan untuk peningkatan ke 60%,” tambahnya.
Kesepakatan Perdagangan dengan AS
Berdasarkan laporan CNN, Presiden AS Donald Trump mengumumkan kesepakatan perdagangan dengan Indonesia yang menetapkan tarif impor sebesar 19% untuk produk Indonesia yang masuk ke AS, turun dari tarif 32% sebelumnya. Hal ini diharapkan akan memperkuat hubungan perdagangan antara kedua negara.
Dalam kerangka kesepakatan ini, Indonesia setuju untuk membeli produk energi dari AS senilai US$ 15 miliar, atau sekitar Rp 244 triliun. Angka ini mengacu pada kurs Rp 16.271 per dolar.
Kesepakatan ini tidak hanya akan memperkuat hubungan perdagangan, tetapi juga dapat mendiversifikasi sumber energi yang digunakan di Indonesia. Dengan langkah strategis ini, pemerintah berharap dapat memperkokoh posisi Indonesia dalam pasar energi global.