urbanvibe.id – Setelah putus cinta, banyak orang merasakan rindu yang membuat mereka ingin mengetahui kehidupan mantan pasangan melalui media sosial. Namun, apa tindakan ini dianggap normal atau justru menunjukkan bahwa seseorang belum sepenuhnya sembuh?
Berdasarkan survei, sekitar 70% orang dewasa mengakui pernah stalking mantannya di media sosial. Di satu sisi, ini bisa dianggap sebagai respons alami, namun di sisi lain, perlu diwaspadai dampak negatifnya terhadap kesehatan mental.
Fenomena Stalking Mantan di Era Digital
Media sosial telah menjadi alat utama untuk tetap berhubungan, bahkan setelah suatu hubungan berakhir. Saat ini, banyak individu yang mencari tahu tentang kehidupan mantan pasangan mereka melalui platform seperti Instagram, Facebook, dan Twitter.
Stalking mantan bukanlah hal yang aneh dan sering dianggap sebagai respons yang alami terhadap kehilangan. Namun, penting untuk diingat bahwa ada batasan tipis antara kepedulian dan ketertarikan yang tidak sehat.
Sebuah survei menunjukkan bahwa sekitar 70% orang dewasa mengakui pernah melakukan stalking mantannya di media sosial. Walau terlihat umum, tindakan ini berpotensi memengaruhi kesehatan mental seseorang secara serius.
Mengapa Kita Stalking Mantan?
Ada sejumlah alasan mengapa seseorang merasa terdorong untuk mengintip kehidupan mantan. Salah satu yang paling umum adalah rasa ingin tahu tentang bagaimana mantan beradaptasi pasca-perpisahan.
Di sisi lain, stalking mantan sering kali berkaitan dengan keinginan untuk membandingkan kehidupan sendiri dengan mantan pasangan, yang sering kali berujung pada perasaan tidak puas. Hal ini bisa memicu kecemasan dan depresi.
Psikolog menjelaskan bahwa ketidakpastian mengenai perasaan dan keputusan yang diambil saat berpisah bisa menjadi faktor pendorong seseorang untuk melakukan stalking, merasa perlu mencari ‘jawaban’ melalui aktivitas tersebut.
Kapan Harus Berhenti Stalking Mantan?
Meskipun stalking mantan dapat terasa menggoda, sangat penting untuk mengenali kapan kita harus berhenti demi kesehatan mental kita sendiri. Jika perilaku ini mulai menjadi obsesi atau menimbulkan rasa sakit yang lebih mendalam, saatnya untuk menarik diri.
Mengisolasi diri dari media sosial dan mencari kegiatan produktif bisa menjadi langkah awal yang baik dalam mengatasi perasaan mendalam ini. Mendiskusikan perasaan dengan teman atau profesional juga dapat membantu dalam proses penyembuhan.
Setiap individu memiliki cara berbeda dalam menjalani proses pemulihan, tetapi penting untuk menyadari ketika stalking mantan sudah melampaui batas sehat dan mengganggu pemulihan dari hubungan yang telah berakhir.