Dampak Buruk Konten Media Sosial Terhadap Persepsi Tubuh

Dampak Buruk Konten Media Sosial Terhadap Persepsi Tubuh

urbanvibe.id – Media sosial saat ini menghadirkan beraneka ragam konten tentang diet dan olahraga, namun tidak semuanya membawa pengaruh positif. Beberapa konten malah dapat memengaruhi pandangan kita terhadap tubuh dan kesehatan.

Baru-baru ini, hashtag #SkinnyTok yang populer di TikTok dilarang karena ditengarai menyebarkan standar kecantikan yang berbahaya, mengagungkan tubuh kurus di tengah stigma yang mengelilingi tubuh sehat.

Fenomena #SkinnyTok dan Pengaruhnya

Tren diet ekstrem dan perilaku ‘body checking’ sedang menjadi sorotan di kalangan pengamat kesehatan mental. Hashtag #SkinnyTok telah dipandang sebagai simbol dari bentuk penyimpangan ini, di mana tubuh kurus dipuja tanpa mempertimbangkan faktor kesehatan yang lebih substansial.

Sanam Hafeez, seorang neuropsikolog, menjelaskan, “#SkinnyTok adalah ruang di dunia maya di mana tubuh kurus dipuja, sering kali melalui visual yang diam-diam, body checks, atau unggahan estetik yang secara halus mengagungkan satu tipe tubuh.”

Sekalipun hashtag tersebut sekarang sudah diblokir, efek dari video-video yang menyebarkan pesan toksik ini masih dapat ditemukan di berbagai platform media sosial lain. Hal ini membuat banyak orang merasa tidak cukup baik jika tidak memenuhi standar kecantikan yang ditetapkan.

Tanda-tanda Terpengaruh Konten Toksik

Pengaruh dari konten-konten ini sering kali berujung pada pembandingan diri yang merusak di antara sesama pengguna. Menurut Hafeez, “Hal ini dapat menyebabkan pembandingan setiap bagian tubuh dengan apa yang terlihat di media sosial. Perbandingan itu menimbulkan rasa malu, terutama jika seseorang sudah merasa tidak aman.”

Ahli gizi Morgan Fereck menambahkan bahwa video-video seperti ini sering kali mengagungkan perilaku yang tidak sehat. “Video-video ini sering kali mengagungkan tubuh yang sangat kurus, berpantang makan, dan perilaku restriktif, dan semuanya dikemas dalam estetika yang aspiratif dan apik yang sangat menarik, terutama bagi kaum muda,” ujarnya.

BACA JUGA:  Drama Perceraian Kimberly Ryder dan Edward Akbar: Ketegangan di Momen Penandatanganan

Kondisi ini menciptakan gejala seperti rasa gagal setelah makan atau keobsesan dengan kalori, yang dapat mengubah pandangan seseorang terhadap makanan menjadi sesuatu yang harus ditakuti, bukan dinikmati. Dr. Jason Nagata dari University of California mengatakan pentingnya menyikapi informasi ini dengan bijak.

Cara Mengurangi Pengaruh Buruk Media Sosial

Mengurangi dampak buruk dari konten semacam ini memerlukan langkah-langkah yang konkret. Salah satu yang dapat dilakukan adalah membatasi waktu penggunaan media sosial dan mengedukasi diri tentang konten yang dikonsumsi.

Dr. Nagata merekomendasikan, “Perhatikan konten yang dikonsumsi dan buat batasan waktu serta pembatasan pada perilaku yang merugikan dapat membantu meringankan beberapa dampak negatif ini.”

Jeda dari media sosial juga merupakan langkah yang efektif untuk meningkatkan kepercayaan diri dan kesejahteraan mental, dengan fokus pada hubungan yang sehat dengan tubuh sendiri serta memilih gaya hidup yang sesuai dengan kebutuhan pribadi.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *